Senin, 09 Februari 2015

Certa rakyat asal mula lumpur kesongo

cerita rakyat

ASAL MULANE LUMPUR KESONGO


      Ing sawijining dina ning alas Randublatung Joko Linglung tapa. Lan maleh  awujud ula kang gedhe, saking suwene anggone tapa nganti awake Joko Linglung  di tukuli wit-witan. Joko Linglunga anggone tapa kudu karo mangap cangkeme uga kaya gowa. 
      Nganti ing sawijining dina ana sepuluh bocah angon kang nggoleki papan kanggo ngiup, bocah- bocah mau mlebu ning njero gowa kang sejatine awake Joko Linglung. Bocah-bocah mau mlebu neng wetenge Ula mau kajaba salah siji bocah kang lara gudiken (kudis) uga ora oleh melu mlebu kanca-kancane.
     Ing njero gowa bocah sanga mau pada ngepruki lan bacoki gowa mau, nganti Joko Linglung krasa lara lan nutup cangkeme lan bocah sanga mau mlebu neng wetenge Joko Linglung.
     Joko Linglung mau langsung mlebu ing njero bumi lan kadang- kadang metu ing  njaba bumi, ing panggonan kuwi akeh metu lumpur saka njero bumi kan diyakini ilere Joko Linglung.
    Bocah siji kang weruh kedadeyan mau langsung muleh lannyeritahake kahanan kuwi marang wong tuwane. Mula panggonan kuwi diarani kesongo utawa pesongo kang artine apese bocah songo, uga akeh lumur kang metu saka ilere Joko Linglung kang ngati saiki iseh  metu lumpure panggonan kuwi diarani "Lumpur Kesongo"



Senin, 02 Februari 2015

ini lho program selection short

1.       Pembuatan listing program dengan menggunakan selection short dengan penjelasanya

#include <cstdlib>
#include <iostream>

using namespace std;
int main(int argc, char *argv[])
{
int array[5]; //integer array.
int panjang = 5; // panjang array.
int i, j;
int elemen_pertama, temp;
// input
for (i = 0; i < panjang; i++)
{
cout << "Masukkan angka: " ;
cin >> array[i];
}
//Algoritma
for (i= panjang - 1; i > 0; i--)
{
elemen_pertama = 0;
for (j=1; j<=i; j++)
{
if (array[j] < array[elemen_pertama])
elemen_pertama = j;
}
temp = array[elemen_pertama];
array[elemen_pertama] = array[i];
array[i] = temp;
}
//output
for (i = 0; i < 5; i++)
{
cout << array[i] << endl;
}
                system("pause");
                return 0;
}


Maka akan muncul program seperti ini




















Penjelasan:

Program dimulai dari membaca file header kemudian membaca fungsi int array, panjang, variabel i dan j, elemen_petama dan  temp. Setelah itu membaca perulangan memberikan nilai inputan dari keyboard (input eksternal) di dalam cin dengan variabel array dan data ditampilkan  atau dicetak ke layar saat data masih belum diurutkan. Masuk ke perulangan berikutnya dan kemudian di proses dalam percabangan if dan memilih jika array[j] kurang dari array[elemen_pertama] akan muncul nilai terbesar dari semua nilai dan akan di ulang sampai nilai terakhir setelah itu data baru dicetak dengan pengurutan nilai discending atau dari nilai besar ke nilai yang rendah ditampilkan ke layar monitor dan program selesai.

thanks, semoga bermanfaat :*

Tata cara tingkeban atau mitoni

Upacara adat jawa Tingkeban


A.    Asal Usul Mitoni atau Tingkeban
Ritual mitoni atau tingkeban ada sejak zaman kuno. Menurut narasumber dan kami lengkapi dari sumber internet, asal usulnya adalah sepasang suami istri, Ki Sedya dan Niken Satingkeb, pernah punya anak sembilan kali, tetapi semuanya tidak ada yang berumur panjang. Mereka telah meminta bantuan banyak kepada orang - orang pintar, dukun, tetapi masih belum berhasil. Karena tidak kuat dengan derita yang dialaminya, kedua pasangan suami istri itu memberanikan diri memohon pertolongan kepada Jayabaya, sang ratu yang terkenal sakti.
Raja jayabaya terkenal bijak dan sangat dekat dengan rakyatnya, dengan senang hati dia memberi bantuan kepada rakyatnya yang menderita. Kedua suami istri tersebut dinasihati dan supaya melakukan ritual, caranya :  sebagai syarat pokok, mereka harus rajin manembah kepada Gusti, selalu berbuat baik dan suka menolong dan welas asih kepada sesama. Berdoa dengan khusuk, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka harus menyucikan diri, manembah kepada Gusti, Tuhan dan mandi suci dengan air yang berasal dari tujuh sumber mata air. Kemudian berpasrah diri lahir dan batin.
Sesudah memohon kepada Gusti apa yang menjadi kehendak mereka, terutama kesehatan dan kesejahteraan si bayi. Dalam ritual itu sebaiknya diadakan sesaji untuk penguat doa dan penolak bala, supaya mendapat berkah dari Gusti.
 Rupanya, tuhan memperkenankan permohonan mereka. Ki Sedya dan Niken Satingkeb mendapatkan momongan yang sehat dan berumur panjang. Untuk mengingat Niken Satingkeb, upacara mitoni juga disebut Tingkeban. Mitoni sendiri berasal dari kata pitu atau tujuh. Hal itu karena mitoni diadakan ketika usia kandungan masuk tujuh bulan. Ritual ini bertujuan agar calon bayi dan ibu selalu mendapatkan keselamatan. Ada beberapa rangkaian upacara yang dilakukan dalam mitoni, yaitu siraman sebagai simbol, memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain calon ibu oleh sang suami, ganti busana, memasukkan kelapa gading muda, memutus lilitan benang/janur, memecahkan periuk dan


gayung, minum jamu sorongan dan mencuri telur. Rangkaian upacara itu dipercaya sebagai prosesi pengusiran marabahaya dan petaka dari ibu dan calon bayinya. Ritual mitoni sarat dengan simbolisasi. Upacara siraman, misalnya adalah sebagai simbol pembersihan atas segala kejahatan dari bapak dan ibu calon si bayi. Sedangkan memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain calon ibu adalah perwujudan dari harapan agar bayi bisa dilahirkan tanpaadanya hambatan. Memasukkan kelapa gading muda ke dalam sarung dari perut atas calon ibu ke bawah adalah simbolisasi agar tidak ada aral melintang yang menghalangi kelahiran si bayi.
Setelah itu calon ibu akan berganti pakaian dengan kain 7 motif. Para tamu diminta untuk memilih kain yang paling cocok dengan calon ibu. Sedangkan pemutusan lilitan benang atau janur yang dilakukan setelah pergantian kain masih bermakna agar kelahiran berjalan dengan lancar dan lilitan itu harus dipotong oleh suami. Pemecahan gayung atau periuk mengandung makna agar nanti saat ibu mengandung lagi, diharapkan kehamilannya berjalan dengan lancar. Sedangkan upacara minum jamu sorongan (dorongan) berarti bayi bisa lahir dengan cepat dan lancar seperti disurung (didorong). Dan yang terakhir, mencuri telur merupakan perwujudan atas keinginan calon bapak agar proses kelahiran berjalan dengan cepat, secepat maling yang mencuri.
Untuk melakukan mitoni, harus dipilih hari bagus dan membawa berkah. Orang Jawa memiliki perhitungan khusus dalam menentukan hari baik dan hari yang dianggap kurang baik. Selain itu, biasanya mitoni digelar pada siang atau sore hari. Hari yang dianggap baik adalah Senin siang sampai malam serta Jumat siang sampai Jumat malam. Mitoni tidak bisa dilakukan pada sembarang tempat. Dulu mitoni biasa dilakukan di pasren atau tempat bagi para petani untuk memuja Dewi Sri, Dewi Kemakmuran bagi para petani. Namun mengingat dewasa ini sangat jarang ditemui pasren, maka mitoni dilakukan di ruang tengah atau ruang keluarga selama ruangan itu cukup besar untuk menampung banyak tamu. Anggota keluarga yang tertua dipercaya untuk memimpin pelaksanaan mitoni. Setelah melakukan serangkaian upacara, para tamu yang hadir diajak untuk memanjatkan doa bersama demi keselamatan ibu dan calon bayinya. Tidak lupa setelah itu mereka akan diberi berkat untuk dibawa pulang. Berkat itu biasanya berisi nasi lengkap beserta lauk pauknya.

1.      Persyaratan Mitoni atau Tingkeban
a.       Jenang 7 macam : Kombinasi 7 macam, jenang merah, jenang putih, merah ditumpangi putih, putih ditumpangi merah, putih disilang merah, merah disilang putih, baro-baro (bubur putih diatasnya dikasih parutan kelapa dan sisiran gula jawa).
Menurut Herawati (2007:146) menyatakan bahwa
-          Jenang abang (merah) adalah jenang yang terbuat dari bubur beras ketan yang dicampur gula merah supaya warnanya merah.
-          Jenang putih adalah jenang yang dibuat dari bubur beras ketan dicampur santan kelapa.
-          Jenang plirit adalah jenang yang dibuat dari bubur beras ketan. Jenang ini dimasukkan kedalam takir (kotak yang dibuat dari daun pisang) setengah jenang merah dan setengah jenang putih.
-          Jenang pupuk adalah jenang merah dan jenang putih yang dibuat lingkaran dan ditempatkan kedalam takir (kotak yang terbuat dari daun pisang).
-          Jenang baro-baro, jenang putih yang ditaburi irisan gula merah dan parutan kelapa.
-          Jenang palang adalah jenang merah yang ditumpangi silangan jenang putih.
-          Jenang pager ayu adalah jenang kebalikan dari jenang pupuk, yaitu lingkaran sebelah dalam berwarna merah dan lingkaran luar berwarna putih.
Bubur putih dimakan oleh sang Ayah. Bubur merah dimakan sang Ibu. Bubur yang lain dimakan sekeluarga.



b.      Gudangan mateng / sayurnya direbus.
Bahan :
Sayur 7 macam            : Sayur 7 macam, harus ada kangkung dan kacang
Nasi Megono        : Nasi dicampur bumbu gudangan pedas lalu dikukus
Jajanan pasar       : terdiri dari berbagai macam buah-buahan dan panganan yang dibeli di pasar. Untuk buah yang harus ada adalah selirang pisang raja dan selirang pisang pulut. Kemudian untuk panganan jajanan terdiri dari kacang rebus, gethuk dan sebagainya. (Herawati, 2007:147)
Rujak                   : dibuat dari buah - buahan mentah yang diiris -  iris. Buah - buahan ini berjumlah tujuh macam, diantaranya buah kedondong, pisang kluthuk, nanas, pepaya, mangga, belimbing, dan bengkoang. Adapun bumbunya adalah cabe, garam, terasi, dan gula merah (gula Jawa) (Herawati, 2007:147).

c.       Aneka Ragam Kolo
Kolo kependem (kacang tanah, singkong, talas), kolo gumantung (pepaya), kolo merambat (ubi/ketela rambat), kacang tanah, singkong, talas, ketela, pepaya. Direbus kecuali pepaya. Pepaya yang sudah masak. Masing-masing jenis kolo tidak harus semua, tetapi bisa dipilih salah satu saja.

d.       Tumpeng ditaruh di atas saringan santan yang baru atau biasa disebut kalo. Bawahnya tumpeng dialasi daun pisang. Di bawah kalo dialasi cobek agar kalo tidak ngglimpang. Sayur 7 macam direbus diletakkan mengelilingi tumpeng. Telur ayam jumlahnya 7 butir, direbus lalu dikupas, diletakkan mengelilingi tumpeng. Telur boleh di belah jadi dua. Pucuk tumpeng dikasih sate yang berisi cabe merah, bawang merah, telur utuh dikupas kulitnya, cabe merah besar, tancapkan vertikal. Tusuk satenya dari bambu, posisi berdiri di atas pucuk tumpeng. Setelah ubo rampe semua selesai disiapkan, maka dimulailah berdoa. Doa boleh dengan tata cara atau agama masing masing. Inilah flesibilitas dan toleransi dalam ajaran Jawa.

2.      Tata Cara Mitoni atau Tingkeban.
a.       Siraman atau mandi
Merupakan simbol upacara bagi pernyataan tanda pembersih diri, baik fisik maupun jiwa. Pembersih secara simbolis ini bertujuan membebaskan calon ibu dari dosa sehingga kalau kelak si calon ibu melahirkan anak tidak mempunyai beban moral sehingga proses kelahirannya menjadi lancar. Upacara siraman dilakukan di kamar mandidan dipimpin oleh anggota keluarga yang tertua.

b.      Upacara Ganti Pakaian
Calon Ibu mengenakan kain putih sebagai dasar pakaian pertama, kain tersebut melambangkan bahwa bayi yang akan di lahirkan adalah suci dan mendapat berkah dari Tuhan YME.

c.       Upacara Angrem
Setelah upacara ganti busana, calon ibu duduk di atas tumpukan baju dan kain yang tadi habis di gunakan. Hal ini memiliki symbol bahwa calon ibu akan selalu menjaga kehamilan dan anak yang di kandungnya dengan hati hati dan penuh kasih sayang. Calon Ayah menyuapi calon Ibu dengan nasi tumpeng dan bubur merah putih sebagai symbol kasih sayang seorang suami dan calon ayah.

d.      Dodol Rujak.

Pada upacara ini, calon ibu membuat rujak di dampingi oleh calon ayah, para tamu yang hadir membelinya dengan menggunakan kereweng sebagai mata uang. Makna dari upacara ini agar kelak anak yang di lahirkan mendapat banyak rejeki dan dapat menghidupi keluarga nya.